Thursday, September 25, 2008

Kapan Nikah? …. May (may be yes may be no)

Mudik …mudik ….


//antoix.files.wordpress.com
[taken from http://antoix.files.wordpress.com]

Kesibukan dah mulai terasa di antara temen-temen, pada packing, konfirmasi tiket or sibuk cari tebengan untuk satu tujuan …mudik.

Jadi keinget, ngga lebaran, ngga natalan, ngga tahun baru, ngga thanksgiving, atau deepavali ketika para mudikers kembali ke habitat asal, seneng sih … apalagi yang bulanan or even tahunan ga ketemu bonyok, famili atau mantan gebetan di kampung halaman.

Cumaaaa ….
Pada gilirannya ngumpul, selalu saja ada yang inget pertanyaan nyebelin : Kamu kan dah pantes, umur dah cukup, kapan co nya dikenalin, kapan ngirim undangan, atau to the point kapan mau nikah!!

jawabannya rata-rata:

  1. Belum ada yang cocok (standar & basi)
  2. Kuliah dulu deh…kan masi kecil …. mama ada ada aja nih (pengennya ga lulus2)
  3. karir dulu biar kalo dicerein ga susah (mantab kalo bw mobil baru pulangnya)
  4. Sibuk banget …ga sempet gaul (duh! dugem mulu padahal)
  5. Kaka aja belum … ntar kualat ngelangkahin (beruntung yg punya jawaban ini)
  6. Wah … belum kepikir tuh … (cuek ga ketulungan)
  7. Eh Tante kurusan lo sekarang, tambah cakep de .. (coba coba ngalihin pembicaraan)
  8. Ngeri ah cerai, mending ga kawin (siap-siap begadang adu argumen)
  9. Diem aja nunduk (semua alasan diatas udah kepakai semua, jd bingung)
  10. Ma, Pa, I love you, and I’m gay (siap-siap ambulance)

Nah, kalau pada ngalamin kaya gitu (udah sering kalee), jawaban kamu apa?
Jadi …ga … jadi …ga …jadi …. ga jadi mudik deh

Cheerz

Neeva

Monday, September 22, 2008

When You Say Nothing At All

Masih ingat lagu itu?
Yep Nothing Hill … Tapi kali ini bukan itu


LO
[taken from osloskop.net]

Agaknya lengkap sudah kekecewaanku ketika aku mendapati bangku di baris ketiga itu kosong. Ya berhari hari aku mendapati bangku itu tetap kosong. Hanya bekas- bekas ingatanku yang mencoba mengisi kembali dengan pendar lekuk lekuk tubuh yang mulai terasa samar.

Serasa tarikan magnet mahadahsyat yang membuatku sekali ini kembali berpaling, mengharapkan Houdini hadir membawa keajaiban. Ya membawanya kembali.

Keringat dingin satu dua menyembul dibalik kerah baju, seketika aku terkungkung glasier, saat pendar itu mulai sirna sepersekian detik setelah susah payah aku menyatukan kepingan lesung pipit di senyummu, menyatukan guratan-guratan tipis dahimu, menata satu persatu lentik bulu matamu dan membetulkan letak kacamatamu yang sedikit miring .. Udara disekelilingku sontak mendadak putih, dan berputar-putar menghisapku ke tengah pusarannya.

It’s amazing how you can speak right to my heart
Without saying a word you can light up the dark
Try as I may I can never explain
What I hear when you don’t say a thing

The smile on your face let’s me know that you need me
There’s a truth in your eyes saying you’ll never leave me
The touch of your hand says you’ll catch me wherever I fall
You say it best, when you say nothing at all …

Sayup sayup lagu itu mulai menghilang … mengembalikanku ke dimensi nyata. Tumpukan buku yang berserakan, tumpahan kopi yang mulai mengering, serpihan tissue, dan kedipan YM di notebook tiba-tiba muncul dan nyata sekali.

Kuteguk botol aqua yang tinggal setengahnya, membuat kakiku kembali merasakan lantai yang dingin.

Ada rasa hangat senikmat coklat, menembus pori-pori mengguratkan rona merah ketika aku mulai tersenyum kecil.

Dee, aku baru saja memahami cintamu sekali lagi, merasakannya mengalir dalam nadiku.
I wish I wouldn’t have been so blind, insensitive and dumb.

Somehow, I can feel your love in every beat of my heart.
Indeed …. you say it best, when you say nothing at all…

Cheerz

Neeva